AKU
Mungkin
ini memang
Sudah
di gariskan
Kalau
cintaku dan cintamu
Tak
bisa bersatu
Tapi
kenapa………
Kita
di pertemukan
Di
persimpangan jalan cinta itu
Di
satukan dalam memori-memori indah-Mu
Kalau
akhirmya
Hanya
akan menjadi duri
Mungkin
ini memang salahku
Karena
semua yang bisa ku baca
Belum
tentu terbaca olehnya
Tapi
kenapa……
Mereka
menghakimi cinta kita
Mereka
mengadili cinta kita
Dan
mereka jua yang mengakhiri cinta kita
Tuhan……..
Ini
memang jalan-Mu
Dan
ini kadha dan kadhar-Mu
Kini
aku bersimpuh di hadapan-Mu
Berharap
segera sadarkanku
Dari
warna-warni bunga cinta
Yang
akhirnya gagal bersemi
Aku
kalah
Kau
tusuk aku dengan cintamu
Di
saat aku lengah dan tertanam
Dalam
buaian kasihmu
Bahkan
prisai-prisai cintaku
Ga
sanggup buat sekedar
Menahan
tusukan cintamu
Yang
sengaja kau tusukan di hatiku
Aku
kalah
Karena
cinta yang sesungguhnya
Kini
sudah ga bisa lagi
Aku
singgahi
Karena
sesungguhnya cinta itu telah mati
Kini
tinggal aku sendiri
Terjerat
dalam sepi
Terikat
mati
Aku
kalah karena aku mengalah
Cintaku Hilang diripun terbayang
Apakah ini yang dinamakan cinta
Biarkan diri berlalu tanpa kata
Apakah ini yang dinamakan sayang
Biarkan diri berlalu tanpa terbayang
Kubalut diri dengan janji
Kau balas cinta dengan dusta
Menjadi duri dalam hati
Menjadi lara dalam jiwa
Tuhan,…..
Apakah ini yang dinamakan
Penghianatan cinta
Penghianatan cinta yang nyata di depan mata
Kini cintaku hilang diriku pun terbayang
Puisiku
saksi cintaku
Bertahun-tahun
Bayang
wajahmu masih melekat erat
Di
sekitaran hidupku, dan namamu
Begitu
timbul terikur dalam hatiku
Dan
bertahun-tahun jua
Aku
mencoba menghapus dan membencimu
Tapi
ragaku tak mampu, karena begitu berat
Akan
rasa yang terselip di jiwa
Karena
harapan itu telah sirna
Menjadikan
fatamorgana dalam mata
Kini
hatiku menangis tersedu-sedu
Saat
aku tahu undangan pernikahanmu
Karena-Nya kita satu
Cintaku padamu telah teruji
Kesetiaanku padamu sudah terbukti
Sekarang tiba saatnya kau ku jadikan istri
Sebagai penghibur hati
Di kala suka atau duka
Di kala bahagia ataupun lara
Tepatnya hari ini
Di depan para saksi
Dan dibawah naungan illahi Rabbi
Aku berjanji
Akan mencintaimu setulus hati
Hingga raga ini terkunci oleh illahi rabbi
Takan aku biarkan
Goncangan demi goncangan kehidupan
Menggoyahkan cinta kita
Takan aku biarkan
Terpaan badai-badai kehidupan
Merobohkan menara cinta kita
Karena kita adalah Satu
Hatiku telah terikat mati di hatimu
Bersatu untuk menempuh
Kehidupan yang baru
Ku
Jadikan Puisi Ini Saksi
Untuk
semua yang telah terjadi
Di
luar harapan dan mimipi
Ku
jadikan puisi ini saksi
Di
kala janjimu tak kau tepati
Di
saat cintaku mulai kau hianati
Sungguh
semuanya tak ku kira
Kalau
cerita cinta kita
Akan
berakhir duka dan derita
Bagiku
segalanya begitu terasa berat
Dan
semakin berat di kala cintaku
Kau
anggap hanya cinta yang sesaat
Pandangan abuabu melesat di setiap penjuru
Semakin
pekat bila teringat
Dan
kini bayang-bayang mimipi dan harapan
Menjadi
dongeng yang tak terakhiri
Dan
ku jadikan puisi ini saksi
Untuk
semua harapan dan mimpi
Untuk
semua yang telah terjadi
Tertanda
suamimu
Cintaku
telah kau uji
Kesetiaanku
sudah terbukti
Tiba
saatnya ku kau sunting
Untuk
ku jadikan istri
Sebagai
penghias taman hati
Sebagai
penghibur diri
Di
kala suka ataupun duka
Di
kala lara mulai mendera jiwa
Hari
ini
Di
depan para wali
Di
depan para saksi
Dan
bersumpah demi illahi rabbi
Aku
berjanji
Akan
mencintaimu sehidup semati
Sampai
ajal menepi diri
Tak
akan ku biarkan
Hempasan
gelombang kehidupan
Menggoyahkan
cinta kita
Tak
akan ku biarkan
Kemelut
badai kehidupan
Merobohkan
menara cinta kita
Karena
kita Satu
Berjalan
untuk hidup yang baru
Aku
dan hujan
Gemericik
air hujan
Yang
jatuh di lantai bumi
Begitu
indah ku nikmati
Tetes
demi tetesnya
Seolah
tersimpan beribu-ribu cerita
Yang
terdengar ke seluruh penjuru dunia
Tetes
demi tetesnya
Seakan
menciptakan harmonisasi nada
Nada-nada
yang hangat dalam pelukan malam
Begitu
banyak kenangan bersama hujan gerimis
Cerita
indah nan romantis
Yang
takan pernah tertepis
Walau
hanya waktu yang tipis
Inilah
kisahku, kisah ku bersama hujan gerimis
Aku
Terluka
Aku
terluka…….
Bukan
karena kau telah sakitiku
Sungguh
kau tak pernah lakukan itu
Kau
selalu buatku tersanjung
Aku
Ingin kau jadi wanitaku
Kau
datang dengan senyuman
Dalam
keabadian cinta
Aku
terluka……….
Karena
cinta yang seungguhnya
Tak
pernah lagi bisa aku singgahi
Aku
pergi karenanya
Meski
sekarang hanya tinggal kenangan
Rindu
yang aku miliki
Tak
pernah berakhir
Kepergianmu
sungguh luka bagiku
Karena
keseluruhan lukaku
Sungguh
karena cintamu
Kemuliaan cintaNya
Sejuta kata sayang
Yang belum sempat ku
ucap
Ga bakalan terucap
Seberkas rasa rindu
Yang masih menggebu
Hilang bersama debu
Titian cinta yang dulu
kita bina
Hilang dalam genggaman orangtua
Cinta yang sudah di
ujunag senja
Kau tanggalkan demi
kebahagian mereka
Sungguh ini kemulian
bagiNYA
Butiran demi butiran
air mata
Menetes memebasahi pipi
Menjadi saksi bahwa dia
telah pergi
Dan takan kembali
Kini aku biarkan
tangan-tangan tuhan
Yang akan menaungi
keduanya
Dalam ikatan cinta
abadi
Kini tinggal aku
sendiri
Terperangkap dalam
cintamu
Terlena dalam buaian
kasihmu
Ya,… tuhan
Topanglah aku dengan
kasihmu
Sadarkanlah aku dengan
cintamu
Sesungguhnya semua ini
adalah anugerah dariMU
Galery
hati
Salahkah
aku
Jika
sampai saat ini
Aku
masih memyimpan cinta itu
Hanya
untukmu dan hanya untuk mu
Meski
aku sendiri tahu
Kalau
kamu sudah memilih dan memiliki dia
Sering
kali aku mencoba
Menghapus
dan membuang
Bayang-bayangmu
dari pikiranku
Tapi……aku
tak mampu
Mungkin
ini aneh
Dan
sulit di mengerti
Tapi
itulah yang terjadi
Dan
aku pun menyadari
Bahwa
semua ini tak boleh terjadi
Tapi
hati ini tak mau mengerti
Terlalu
banyak kenangan-kenangan indah
Yang
sampai saat ini masih tertata rapi
Di
galeri hati ini
Lunturing tresno
Sayuto tuturing tresno
Ingkang dereng kaucap mboten badhe kaucap
Pengangen-angening ati
ingkang sampun kasimpen ing sajroning ati
sumingkir lir kadio awu
tumetes
lir kadio banyu
duh gusti………….
Nopo niki kang kasebat tresno
Werna-wernine kembange ati
Wewangian kang nyimpen duri
Loroning ati mboten saged diobati
Saumpaminipun banyu segoro dados mangsi
Lan dunyo niki dados kertasipun
Mongko bakal tak tulisake
Nopo ingkang dados sebab musababipun
Lunturing tresno
Duh gusti ……….
Seniki kulo pasrah dateng panjenengan
Seniki kulo tampi kanthi ikhlasing penggalih
Nopo ingkang dados garising tresno
Tetesing luh pratondo lunturing tresno
Aku
Dan Malamku
Apakah
kamu tau
Kalau
malam ini
Telah
aku sisipkan
Rasa
sayangku kepadamu
Apakah
kamu juga tau
Kalau
bulan dan bintang
Telah
menyimpan cintaku
Yang
hanya untukmu
Semua
ga bakalan ada yang tau
Kalau
di setiap hembusan angin malam
Selalu
membisikan namamu
Ke
ruang dengarku
Semua
ga bakalan ada yang tau
Kecuali
aku,…
Malamku,…
Dan
perasaanku,…
Dimana
mana arah mata angin
Yang
akan menunjukan kepadaku
Dimana
cintaku
Yang
mana bahasa jiwa
Yang
akan mengantarkanku
Menuju
singgasana cintamu
Antara
masa, rasa, dan cinta
Apa
kamu masih ingat
Dengan
semua kata- kata manismu
Apa
kamu masih ingat
Dengan
semua sentuhan manja di pipiku
Dan
akan selalu aku rindukan
Ketika
kau kecup keningku
Karena
kau tahu
Aku
selalu merindukan itu
Sudah
terlalu banyak
Kenangan
indah terukir di anganku
Terpampang
rapi dalam galery hati
Sudah
terlalu banyak
Antara
masa, rasa, dan cinta
Yang
ku korbankan untukmu
Dan
hanya untuk mu…
Apakah
sekarang aku
Sudah
terlalu nista untuk di cinta
atau
Apakah
memang sudah ga ada cinta
Di
antara kita
Sehingga
kau tega meniadakan cinta
Inilah
Masa,
rasa, dan cinta
Yang
telah tiada
Dunia
yang memerah
Dunia
kini sudah berubah
Jiwa-jiwanya
pun semakin tidak terarah
Termakan
emosi yang serakah
Dan
aku kira
Alam
pun sudah Nampak gerah
Melihat
tingkah polah yang semakin memerah
Jangan
kau salahkan tuhan
Jika
DIA mulai bungkam
Jangan
kau salahkan alam
Kalau
dia muram dan dendam
Dan
jangan kau salahkan dunia
Jika
di mulai murka
Karena
semua itu ulah mereka
Mereka
yang semakin hina
Mereka
yang tak lagi takut pada TuhanNya
Hati
ini
Belaian
lembut tanganmu
Sekarang
sudah ga bisa ku rasakan lagi
Hangatnya
pelukanmu
Sudah
ga bisa ku dapatkan lagi
Senyum
indah di bibir manismu
Kata-kata
manja yang selalu menemani diri
Kini
semakin jauh, dan menjauh
Dalam
ruang dengarku
Sentuhan
terakhir yang ku dapatkan
Sanjungan
cinta yang kau berikan
Akan
selalu abadi dalam hati
Meski
diri ini
Mendapati
bahwa dia telah pergi
Gejolak
emosi cinta
Yang
membabi buta dalam raga
Luka
hati yang kian menyiksa jiwa
Kini
telah menyebar luas
Di
seluruh pembuluh cintaku
Tuhan…
Tunjukan
lentera-lentera kasihmu
Bimbing
dan tuntunlah aku
Menuju
jalan cintamu
Aku…..
Fikirku
mulai tak tenang
Bantinku
mulai terguncang
Dan
raga ini mulai bimbang
Dengan
segala beban yang terlanjur malang melintang
Tatapanku
mulai rapuh
Ketegarnaku
seakan runtuh
Dengan
beban jiwa yang terus gemuruh
Waktu
yang terus berputar
Membuat
diri semakin gemetar
Disaat
anganku mulai nanar
Kebahagiaanpun
tak kunjung terbayar
Aku
disini tetap berdiri
Menunggu
setetes embun pagi
Dan
berharap akan ada pelangi
Disuatu
hari nanti
Yang
akan memberi warna
Yang
akan menyimpan sebuah cerita
Hingga
diri tua renta
Hingga
jiwa mulai buta
Masih
ada Asa
Saat
senja mulai layu
Saat
itulah harapanku mulai membisu
Dan
KAU masih tetap membisu
Membiarkanku
pada sudut
Pandang
mata yang hitam kelam
Kusam
membosankan
Inilah
suratmu
Dan
ini adalah agendaMU untukku
Yang
tersusun rapi dalam sebuah kehampaan
Yang
tertatar dalam kehidupan
Demi
sebuah rasa, sebuah cita-cita
Dan
demi orang tua
Aku
akan teteap bertahan menanti datangnya bintang dan rembulan
Walaupun
malam dingin mencekam
Bias-bias
sinar rembulan
Malu-malu
menyelinap dalam kamarku
Mencoba
memberi kehangatan
Pada
hatiku yang masih beku
Karena
dia lepas dari peluk ku
Hati
ini mulai terasa hampa
panca
inderaku mulai pera
dan
hanya hampa yang ada
malam-malam
yang terasa biasa
yaitu
malam yang hampa tanpa rasa
Disaat
hatiku terasa pilu
Karena
efek lama luka cintaku
Engkau
wanita
Berbahagialah
kamu
Karena
kamu adalah perhiasan
Yang
diciptakan tuhanMU
Sebagai
perhiasan terindah di dunia
Yang
melebihi batu mulia
Kau
di ciptakan
Sebagai
kehangatan
Dalam
sentuhan kasih sayang tuhan
Dalam
balutan keharmonisan kehidupan
Kau
tercipta bagaikan warna
Kau
tercipta bagaikan cahaya
Yang
mampu memberi rasa akan dunia
Dan
kau juga tak lebih indah
Dari
sebuah batu perunggu
Tatkala
mahkotamu terrenggut tanpa halal- MU
Berhati-hatilah
kamu
Mahkotamu
sama halnya
Sebagian
dari nyawamu
Dan
auratmu adalah mala petaka bagimu
Aku…..
Fikirku
mulai tak tenang
Bantinku
mulai terguncang
Dan
raga ini mulai bimbang
Dengan
segala beban yang terlanjur malang melintang
Tatapanku
mulai rapuh
Ketegarnaku
se akan runtuh
Dengan
beban jiwa yang terus gemuruh
Waktu
yang terus berputar
Membuat
diri semakin gemetar
Disaat
anganku mulai nanar
Kebahagiaanpun
tak kunjung terbayar
Aku
disini tetap berdiri
Menunggu
setetes embun pagi
Dan
berharap aka nada pelangi
Disuatu
hari nanti
Yang
akan member warna
Yang
akan menyimpan sebuah cerita
Hinga
diri tua renta
Hingga
jiwa mulai buta
DUNYA SIKI WIS OWAH
Dunya siki wis owah
Menungsane uga wis
ora lumrah
Tumindake wis kakehen
polah
Dunya siki wis
sekarat
Merga menungsa siki
wis bejad
Ngalor – ngidul pada
pamer aurat
Marakna gusti ora
tanggung – tanggung
Goli aweh laknat
Aja nyalahna gusti
Sing wis ngati – ati
Aja nyalahna gusti
Nek sewktu – wektu
paring bala
Merga menungsa wis
pada ora rumangsa
Rumangsa maring kang
maha kuasa.
Aja nyalahna gusti
Nek sewektu – wektu
gusti paring bebendu
Merga menungsane sing
wis ora kemutan wektu
Wektu kanggo ruku lan
sedeku
Maring awak – KU.
Warta – wartaning
nagari
Koran, radio, tipi
Siki wis sepi sekang
kabar kang edi peni
Kabar sing bisa
nggawe tentreming ati
Kabeh – kabeh aweh
warta sing nista
Kabeh – kabeh aweh
warta sing hina
Akeh menungsa pada
pinter lan keminter
Nanging akeh pada
sing keder lan keblinger
Akeh wong pada nekat
Mangan duite rakyat
Aparat sing kudune go
tuntunan
Siki malah mun go
tontonan
Nggo olok – olokan,
nggo buronan kepolisian
Goresan seorang
wiyata bangsa
Terkurung dalam
kebahagian
Terperangkap dalam
kesejahteraan
Dan terjerat dalam
angan – angan
Para wiyata bangsa
Yang nasibnya berada
di tangan mereka
Yang nasibnya masih
tergantung dan terpatung
Oleh para tatanegara
Para wiyata bangsa
Yang kesejahteraannya
masih rata
Para wiyata bangsa
Yang masih terpenjara
pada masa
Masa dimana akan ada
penjabaran asa
Masa dimana akan ada
perubahan tahta
Tapi itu semua tak
membuat kami jera
Tak membuat kami lara
Karena semua ini kami
lakukan demi kemajuan bangsa, bangsa Indonesia
Sejauh
mata ini memandang
Tak kan
pernah luput dari cinta
Sejauh
telinga ini mendengar
Tak kan
pernah luput dari bisik lembut namamu
Setiap
sudut dari hatiku
Seakan tak
pernah sepi dari dirimu
Setiap
sudut dari hatiku
Tak kan
pernah berhenti merindukanmu
Dan tak
pernah kau sadari itu
Betapa
berartinya dirimu
Setiap
hari aku selalu merindumu
Setiap
saat bayanganmu selalu terlintas dalam fikirku
Semua ini
semakin membuatku tak berdaya,
Semakin
membuatku terpana,
Semakin
membuatku tersudut pada sebuah rasa
Yaitu
C.I.N.T.A
Dan rasa
itu semakin kaku dan terpaku akan sebuah
Makna
R.I.N.D.U
Yang
selalu ada untukmu
(By
Prince_Kodok)
Saat malam
tiba, rasa rinduku semakin menyiksa
Saat pagi
mulai membayang, rasa hati mulai tak tenang
Dan dikala
siang menjelang, rasa rinduku mulai datang menyerang
Saat hari
terasa sepi
Saat hati
ini seakan mati, kau datang bagai pelangi
Saat diri
mulai hampa, kau datang bagai cahaya
Yang
menerangi dunia
(By
Prince_Kodok)