Minggu, 18 Januari 2015

KUMPULAN PUISI YULI

AKU
Mungkin ini memang
Sudah di gariskan
Kalau cintaku dan cintamu
Tak bisa bersatu
Tapi kenapa………
Kita di pertemukan
Di persimpangan jalan cinta itu
Di satukan dalam memori-memori indah-Mu
Kalau akhirmya
Hanya akan menjadi duri
Mungkin ini memang salahku
Karena semua yang bisa ku baca
Belum tentu terbaca olehnya

Tapi kenapa……
Mereka menghakimi cinta kita
Mereka mengadili cinta kita
Dan mereka jua yang mengakhiri cinta kita
Tuhan……..
Ini memang jalan-Mu
Dan ini kadha dan kadhar-Mu
Kini aku bersimpuh di hadapan-Mu
Berharap segera sadarkanku
Dari warna-warni bunga cinta
Yang akhirnya gagal bersemi


Aku kalah

Kau tusuk aku dengan cintamu
Di saat aku lengah dan tertanam
Dalam buaian kasihmu
Bahkan prisai-prisai cintaku
Ga sanggup buat sekedar
Menahan tusukan cintamu
Yang sengaja kau tusukan di hatiku
Aku kalah
Karena cinta yang sesungguhnya
Kini sudah ga bisa lagi
Aku singgahi
Karena sesungguhnya cinta itu telah mati
Kini tinggal aku sendiri
Terjerat dalam sepi
Terikat mati

Aku kalah karena aku mengalah













Cintaku Hilang diripun terbayang


Apakah ini yang dinamakan cinta
Biarkan diri berlalu tanpa kata
Apakah ini yang dinamakan sayang
Biarkan diri berlalu tanpa terbayang
Kubalut diri dengan janji
Kau balas cinta dengan dusta
Menjadi duri dalam hati
Menjadi lara dalam jiwa
Tuhan,…..
Apakah ini yang dinamakan
Penghianatan cinta
Penghianatan cinta yang nyata di depan mata
Kini cintaku hilang diriku pun terbayang













Puisiku saksi cintaku


Bertahun-tahun
Bayang wajahmu masih melekat erat
Di sekitaran hidupku, dan namamu
Begitu timbul terikur dalam hatiku
Dan bertahun-tahun jua
Aku mencoba menghapus dan membencimu
Tapi ragaku tak mampu, karena begitu berat
Akan rasa yang terselip di jiwa
Karena harapan itu telah sirna
Menjadikan fatamorgana dalam mata
Kini hatiku menangis tersedu-sedu
Saat aku tahu undangan pernikahanmu













Karena-Nya kita satu

Cintaku padamu telah teruji
Kesetiaanku padamu sudah terbukti

Sekarang tiba saatnya kau ku jadikan istri
Sebagai penghibur hati
Di kala suka atau duka
Di kala bahagia ataupun lara

Tepatnya hari ini
Di depan para saksi
Dan dibawah naungan illahi Rabbi

Aku berjanji
Akan mencintaimu setulus hati
Hingga raga ini terkunci oleh illahi rabbi

Takan aku biarkan
Goncangan demi goncangan kehidupan
Menggoyahkan cinta kita
Takan aku biarkan
Terpaan badai-badai kehidupan
Merobohkan menara cinta kita

Karena kita adalah Satu
Hatiku telah terikat mati di hatimu
Bersatu untuk menempuh
Kehidupan yang baru
Ku Jadikan Puisi Ini Saksi

Untuk semua yang telah terjadi
Di luar harapan dan mimipi
Ku jadikan puisi ini saksi
Di kala janjimu tak kau tepati
Di saat cintaku mulai kau hianati
Sungguh semuanya tak ku kira
Kalau cerita cinta kita
Akan berakhir duka dan derita
Bagiku segalanya begitu terasa berat
Dan semakin berat di kala cintaku
Kau anggap hanya cinta yang sesaat
Pandangan abuabu melesat di setiap penjuru
Semakin pekat bila teringat
Dan kini bayang-bayang mimipi dan harapan
Menjadi dongeng yang tak terakhiri
Dan ku jadikan puisi ini saksi
Untuk semua harapan dan mimpi
Untuk semua yang telah terjadi








Tertanda suamimu

Cintaku telah kau uji
Kesetiaanku sudah terbukti
Tiba saatnya ku kau sunting
Untuk ku jadikan istri
Sebagai penghias taman hati
Sebagai penghibur diri
Di kala suka ataupun duka
Di kala lara mulai mendera jiwa
Hari ini
Di depan para wali
Di depan para saksi
Dan bersumpah demi illahi rabbi
Aku berjanji
Akan mencintaimu sehidup semati
Sampai ajal menepi diri
Tak akan ku biarkan
Hempasan gelombang kehidupan
Menggoyahkan cinta kita
Tak akan ku biarkan
Kemelut badai kehidupan
Merobohkan menara cinta kita
Karena kita Satu
Berjalan untuk hidup yang baru




Aku dan hujan

Gemericik air hujan
Yang jatuh di lantai bumi
Begitu indah ku nikmati
Tetes demi tetesnya
Seolah tersimpan beribu-ribu cerita
Yang terdengar ke seluruh penjuru dunia
Tetes demi tetesnya
Seakan menciptakan harmonisasi nada
Nada-nada yang hangat dalam pelukan malam
Begitu banyak kenangan bersama hujan gerimis
Cerita indah nan romantis
Yang takan pernah tertepis
Walau hanya waktu yang tipis
Inilah kisahku, kisah ku bersama hujan gerimis












Aku Terluka


Aku terluka…….
Bukan karena kau telah sakitiku
Sungguh kau tak pernah lakukan itu
Kau selalu buatku tersanjung
Aku Ingin kau jadi wanitaku
Kau datang dengan senyuman
Dalam keabadian cinta

Aku terluka……….
Karena cinta yang seungguhnya
Tak pernah lagi bisa aku singgahi
Aku pergi karenanya

Meski sekarang hanya tinggal kenangan
Rindu yang aku miliki
Tak pernah berakhir
Kepergianmu sungguh luka bagiku
Karena keseluruhan lukaku
Sungguh karena cintamu







Kemuliaan cintaNya


Sejuta kata sayang
Yang belum sempat ku ucap
Ga bakalan terucap
Seberkas rasa rindu
Yang masih  menggebu
Hilang bersama debu
Titian cinta yang dulu kita bina
Hilang dalam genggaman orangtua
Cinta yang sudah di ujunag senja
Kau tanggalkan demi kebahagian mereka
Sungguh ini kemulian bagiNYA
Butiran demi butiran air mata
Menetes memebasahi pipi
Menjadi saksi bahwa dia telah pergi
Dan takan kembali
Kini aku biarkan tangan-tangan tuhan
Yang akan menaungi keduanya
Dalam ikatan cinta abadi
Kini tinggal aku sendiri
Terperangkap dalam cintamu
Terlena dalam buaian kasihmu
Ya,… tuhan
Topanglah aku dengan kasihmu
Sadarkanlah aku dengan cintamu
Sesungguhnya semua ini adalah anugerah dariMU

Galery hati


Salahkah aku
Jika sampai saat ini
Aku masih memyimpan cinta itu
Hanya untukmu dan hanya untuk mu
Meski aku sendiri tahu
Kalau kamu sudah  memilih dan memiliki  dia
Sering kali aku mencoba
Menghapus dan membuang
Bayang-bayangmu dari pikiranku
Tapi……aku tak mampu
Mungkin ini aneh
Dan sulit di mengerti
Tapi itulah yang terjadi
Dan aku pun menyadari
Bahwa semua ini tak boleh terjadi
Tapi hati ini tak mau mengerti
Terlalu banyak kenangan-kenangan indah
Yang sampai saat ini masih tertata rapi
Di galeri hati ini







Lunturing tresno


Sayuto tuturing tresno
Ingkang dereng kaucap mboten badhe kaucap
Pengangen-angening ati
ingkang sampun kasimpen ing sajroning ati
sumingkir lir kadio awu
tumetes lir kadio banyu
duh gusti………….
Nopo niki kang kasebat tresno
Werna-wernine kembange ati
Wewangian kang nyimpen duri
Loroning ati mboten saged diobati
Saumpaminipun banyu segoro dados mangsi
Lan dunyo niki dados kertasipun
Mongko bakal tak tulisake
Nopo ingkang dados sebab musababipun
Lunturing tresno

Duh gusti ……….
Seniki kulo pasrah dateng panjenengan
Seniki kulo tampi kanthi ikhlasing penggalih
Nopo ingkang dados garising tresno
Tetesing luh pratondo lunturing tresno


Aku Dan Malamku

Apakah kamu tau
Kalau malam ini
Telah aku sisipkan
Rasa sayangku kepadamu

Apakah kamu juga tau
Kalau bulan dan bintang
Telah menyimpan cintaku
Yang hanya untukmu

Semua ga bakalan ada yang tau
Kalau di setiap hembusan angin malam
Selalu membisikan namamu
Ke ruang dengarku

Semua ga bakalan ada yang tau
Kecuali aku,…
Malamku,…
Dan perasaanku,…

Dimana mana arah mata angin
Yang akan menunjukan kepadaku
Dimana cintaku
Yang mana bahasa jiwa
Yang akan mengantarkanku
Menuju singgasana cintamu

Antara masa, rasa, dan cinta

Apa kamu masih ingat
Dengan semua kata- kata manismu
Apa kamu masih ingat
Dengan semua sentuhan manja di pipiku

Dan akan selalu aku rindukan
Ketika kau kecup keningku
Karena kau tahu
Aku selalu merindukan itu

Sudah terlalu banyak
Kenangan indah terukir di anganku
Terpampang rapi dalam galery hati
Sudah terlalu banyak
Antara masa, rasa, dan cinta
Yang ku korbankan untukmu
Dan hanya untuk mu…
Apakah sekarang aku
Sudah terlalu nista untuk di cinta
atau
Apakah memang sudah ga ada cinta
Di antara kita
Sehingga kau tega meniadakan cinta
Inilah
Masa, rasa, dan cinta
Yang telah tiada


Dunia yang memerah

Dunia kini sudah berubah
Jiwa-jiwanya pun semakin tidak terarah
Termakan emosi yang serakah

Dan aku kira
Alam pun sudah Nampak gerah
Melihat tingkah polah yang semakin memerah

Jangan kau salahkan tuhan
Jika DIA mulai bungkam
Jangan kau salahkan alam
Kalau dia muram dan dendam
Dan jangan kau salahkan dunia
Jika di mulai murka

Karena semua itu ulah mereka
Mereka yang semakin hina
Mereka yang tak lagi takut pada TuhanNya








Hati ini

Belaian lembut tanganmu
Sekarang sudah ga bisa ku rasakan lagi
Hangatnya pelukanmu
Sudah ga bisa ku dapatkan lagi

Senyum indah di bibir manismu
Kata-kata manja yang selalu menemani diri
Kini semakin jauh, dan menjauh
Dalam ruang dengarku

Sentuhan terakhir yang ku dapatkan
Sanjungan cinta yang kau berikan
Akan selalu abadi dalam hati
Meski diri ini
Mendapati bahwa dia telah pergi

Gejolak emosi cinta
Yang membabi buta dalam raga
Luka hati yang kian menyiksa jiwa
Kini telah menyebar luas
Di seluruh pembuluh cintaku

Tuhan…
Tunjukan lentera-lentera kasihmu
Bimbing dan tuntunlah aku
Menuju jalan cintamu
Aku…..

Fikirku mulai tak tenang
Bantinku mulai terguncang
Dan raga ini mulai bimbang
Dengan segala beban yang terlanjur malang melintang

Tatapanku mulai rapuh
Ketegarnaku seakan runtuh
Dengan beban jiwa yang terus gemuruh

Waktu yang terus berputar
Membuat diri semakin gemetar
Disaat anganku mulai nanar
Kebahagiaanpun tak kunjung terbayar

Aku disini tetap berdiri
Menunggu setetes embun pagi
Dan berharap akan ada pelangi
Disuatu hari nanti

Yang akan memberi warna
Yang akan menyimpan sebuah cerita
Hingga diri tua renta
Hingga jiwa mulai buta




Masih ada Asa

Saat senja mulai layu
Saat itulah harapanku mulai membisu
Dan KAU masih tetap membisu
Membiarkanku pada sudut
Pandang mata yang hitam kelam
Kusam membosankan

Inilah suratmu
Dan ini adalah agendaMU untukku
Yang tersusun rapi dalam sebuah kehampaan
Yang tertatar dalam kehidupan

Demi sebuah rasa, sebuah cita-cita
Dan demi orang tua
Aku akan teteap bertahan menanti datangnya bintang dan rembulan
Walaupun malam dingin mencekam










Bias-bias sinar rembulan
Malu-malu menyelinap dalam kamarku
Mencoba memberi kehangatan
Pada hatiku yang masih beku
Karena dia lepas dari peluk ku

Hati ini mulai terasa hampa
panca inderaku mulai pera
dan hanya hampa yang ada
malam-malam yang terasa biasa
yaitu malam yang hampa tanpa rasa

Disaat hatiku terasa pilu
Karena efek lama luka cintaku















Engkau wanita

Berbahagialah kamu
Karena kamu adalah perhiasan
Yang diciptakan tuhanMU
Sebagai perhiasan terindah di dunia
Yang melebihi batu mulia

Kau di ciptakan
Sebagai kehangatan
Dalam sentuhan kasih sayang tuhan
Dalam balutan keharmonisan kehidupan
Kau tercipta bagaikan warna
Kau tercipta bagaikan cahaya
Yang mampu memberi rasa akan dunia

Dan kau juga tak lebih indah
Dari sebuah batu perunggu
Tatkala mahkotamu terrenggut tanpa halal- MU

Berhati-hatilah kamu
Mahkotamu sama halnya
Sebagian dari nyawamu

Dan auratmu adalah mala petaka bagimu




Aku…..

Fikirku mulai tak tenang
Bantinku mulai terguncang
Dan raga ini mulai bimbang
Dengan segala beban yang terlanjur malang melintang

Tatapanku mulai rapuh
Ketegarnaku se akan runtuh
Dengan beban jiwa yang terus gemuruh

Waktu yang terus berputar
Membuat diri semakin gemetar
Disaat anganku mulai nanar
Kebahagiaanpun tak kunjung terbayar

Aku disini tetap berdiri
Menunggu setetes embun pagi
Dan berharap aka nada pelangi
Disuatu hari nanti

Yang akan member warna
Yang akan menyimpan sebuah cerita
Hinga diri tua renta
Hingga jiwa mulai buta




DUNYA SIKI WIS OWAH

Dunya siki wis owah
Menungsane uga wis ora lumrah
Tumindake wis kakehen polah
Dunya siki wis sekarat
Merga menungsa siki wis bejad
Ngalor – ngidul pada pamer aurat
Marakna gusti ora tanggung – tanggung
Goli aweh laknat
Aja nyalahna gusti
Sing wis ngati – ati
Aja nyalahna gusti
Nek sewktu – wektu paring bala
Merga menungsa wis pada ora rumangsa
Rumangsa maring kang maha kuasa.
Aja nyalahna gusti
Nek sewektu – wektu gusti paring bebendu
Merga menungsane sing wis ora kemutan wektu
Wektu kanggo ruku lan sedeku
Maring awak – KU.









Warta – wartaning nagari

Koran, radio, tipi
Siki wis sepi sekang kabar kang edi peni
Kabar sing bisa nggawe tentreming ati
Kabeh – kabeh aweh warta sing nista
Kabeh – kabeh aweh warta sing hina
Akeh menungsa pada pinter lan keminter
Nanging akeh pada sing keder lan keblinger
Akeh wong pada nekat
Mangan duite rakyat
Aparat sing kudune go tuntunan
Siki malah mun go tontonan
Nggo olok – olokan, nggo buronan kepolisian

















Goresan seorang wiyata bangsa

Terkurung dalam kebahagian
Terperangkap dalam kesejahteraan
Dan terjerat dalam angan – angan
Para wiyata bangsa
Yang nasibnya berada di tangan mereka
Yang nasibnya masih tergantung dan terpatung
Oleh para tatanegara
Para wiyata bangsa
Yang kesejahteraannya masih rata
Para wiyata bangsa
Yang masih terpenjara pada masa
Masa dimana akan ada penjabaran asa
Masa dimana akan ada perubahan tahta
Tapi itu semua tak membuat kami jera
Tak membuat kami lara
Karena semua ini kami lakukan demi kemajuan bangsa, bangsa Indonesia












Sejauh mata ini memandang
Tak kan pernah luput dari cinta
Sejauh telinga ini mendengar
Tak kan pernah luput dari bisik lembut namamu
Setiap sudut dari hatiku
Seakan tak pernah sepi dari dirimu
Setiap sudut dari hatiku
Tak kan pernah berhenti merindukanmu
Dan tak pernah kau sadari itu
Betapa berartinya dirimu
Setiap hari aku selalu merindumu
Setiap saat bayanganmu selalu terlintas dalam fikirku
Semua ini semakin membuatku tak berdaya,
Semakin membuatku terpana,
Semakin membuatku tersudut pada sebuah rasa
Yaitu C.I.N.T.A
Dan rasa itu semakin kaku dan terpaku akan sebuah
Makna R.I.N.D.U
Yang selalu ada untukmu
(By Prince_Kodok)




Saat malam tiba, rasa rinduku semakin menyiksa
Saat pagi mulai membayang, rasa hati mulai tak tenang
Dan dikala siang menjelang, rasa rinduku mulai datang menyerang
Saat hari terasa sepi
Saat hati ini seakan mati, kau datang bagai pelangi
Saat diri mulai hampa, kau datang bagai cahaya
Yang menerangi dunia
(By Prince_Kodok)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 KUMPULAN SOAL FR PPK GELOMBANG 1 SILAHKAN DOWNLOAD DISINI